Bungkam Suara - Marsya Salaabila Utama
JUDUL RESENSI
IDENTITAS BUKU
SINOPSIS / RINGKASAN ISI BUKU
Bungkam Suara karya JS Khairen menawarkan sebuah cerita yang seru dengan mengedepankan imajinasi yang luas. Salah satu hal yang membuat novel ini menarik adalah pengenalan negara fiksi bernama Negara Kesatuan Adat Lemunesia (NKAL), sebuah negara yang tidak terdeteksi di peta dunia dan menganggap dunia yang ada saat ini sebagai Dunia Luar.
Cerita dalam Bungkam Suara karya JS Khairen berfokus pada sejarah dan dinamika politik NKAL. Pada awalnya, NKAL terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil yang kemudian bersatu untuk membentuk sebuah negara atau kerajaan besar.
Sistem kepemimpinan NKAL pun unik, dengan adanya pemimpin tertinggi yang terdiri dari Raja Utama dan Pemangku Adat. Raja dipilih secara bergilir bergantian dari masing-masing Kerajaan, sedangkan Pemangku Adat dipilih langsung oleh rakyat setiap delapan tahun sekali.
Namun, sistem kepemimpinan yang unik ini menimbulkan konflik di dalam NKAL. Salah satu pemantik permasalahan yang paling mencolok adalah adanya Hari Bebas Bicara (HBB). HBB adalah satu hari di mana rakyat boleh berbicara secara bebas tanpa takut konsekuensi hukum.
Meskipun pada awalnya terdengar sebagai langkah yang demokratis, HBB menjadi bumerang ketika disalahgunakan untuk fitnah dan pecah belah negara. Konflik-konflik ini membawa ketegangan dari akar hingga ke ujung pemerintahan.
KELEBIHAN/KEUNGGULAN BUKU
1. Novel ini berhasil membangkitkan rasa penasaran pembaca melalui tema politik dan kekuasaan yang disajikan dengan cerdas, seolah memberikan sindiran tajam terhadap realitas yang ada di dunia nyata.
2. World building dalam cerita ini menggabungkan elemen dunia nyata dan fantasi dengan teknologi yang lebih canggih daripada yang kita miliki saat ini. Tema cyberpunk dan fantasi yang diusung tentunya memberikan kejutan dan menarik perhatian pembaca.
3. Konsep "Hari Bebas Bicara" yang diadakan sekali setahun dalam kisah ‘Bungkam Suara’ adalah ide yang menarik, berbeda dengan sistem demokrasi di Indonesia, di mana masyarakat dapat mengungkapkan opini, pendapat, sinisme, dan sarkasme setiap hari.
4. Narasi dalam cerita ini secara halus menyindir kepemimpinan otoriter dan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjatuhkan individu-individu yang jujur, seperti Pemangku Adat. Pendekatan ini mencerminkan kondisi yang terjadi di dunia nyata.
KEKURANGAN/KELEMAHAN BUKU
KESIMPULAN
Kesimpulan dari teks tersebut adalah bahwa novel ini memiliki kelebihan yang menarik, seperti tema semi-politik yang menggugah rasa penasaran, world building yang menggabungkan dunia nyata dan fantasi dengan elemen cyberpunk, serta konsep "Hari Bebas Bicara" yang kontras dengan sistem demokrasi. Namun, novel ini juga memiliki kelemahan, termasuk karakter-karakter yang kurang berkembang dan konflik yang terkesan kehilangan fokus, serta ending yang tidak memuaskan meski menimbulkan rasa penasaran baru. Secara keseluruhan, novel ini menawarkan elemen menarik tetapi juga menghadapi beberapa kekurangan dalam pengembangan cerita dan karakter.
RESENSATOR (NAMA YANG MEMBUAT RESENSI): Marsya Salsabila Utama.
KELAS: X.3
Komentar
Posting Komentar